A. PENGERTIAN
BATUAN BEKU
Batuan beku atau batuan
igneus (dari Bahasa Latin: Ignis,
"api") adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau
tanpa proses kristalisasi, baik di
bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik)
maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik).
Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen
(1960), F. F Groun (1947), Takeda (1970), magma didefinisikan sebagai cairan
silikat kental yang pijar terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi antara
1.500o–2.500oC dan bersifat mobile (dapat bergerak) serta
terdapat pada kerak bumi bagian bawah. Dalam magma tersebut terdapat beberapa
bahan yang larut, bersifat volatile (air, CO2, chlorine, fluorine,
iron, sulphur, dan lain-lain) yang merupakan penyebab mobilitas magma, dan
non-volatile (non-gas) yang merupakan pembentuk mineral yang lazim dijumpai
dalam batuan beku.
Pada saat magma mengalami penurunan suhu
akibat perjalanan ke permukaan bumi, maka mineral-mineral akan terbentuk.
Peristiwa tersebut dikenal dengan peristiwa penghabluran. Berdasarkan
penghabluran mineral-mineral silikat (magma), oleh NL. Bowen disusun suatu seri
yang dikenal dengan Bowen’s Reaction Series. Dalam mengidentifikasi batuan
beku, sangat perlu sekali mengetahui karakteristik batuan beku yang meliputi
sifat fisik dan komposisi mineral batuan beku. Dalam membicarakan masalah sifat
fisik batuan beku tidak akan lepas dari.
B. KLASIFIKASI
BATUAN BEKU BERDASARKAN GENETIK (TEMPAT TERJADINYA)
Penggolongan ini berdasarkan genesa atau
tempat terjadinya dari batuan beku, pembagian batuan beku ini merupakan
pembagian awal sebelum dilakukan penggolongan batuan lebih lanjut. Pembagian
genetik batuan beku adalah sebagai berikut :
1.
Batuan Beku Intrusif
Batuan ini
terbentuk dibawah permukaan bumi, sering juga disebut batuan beku dalam atau
batuan beku plutonik. Batuan beku intrusif mempunyai karakteristik diantaranya,
pendinginannya sangat lambat (dapat sampai jutaan tahun), memungkinkan
tumbuhnya kristal-kristal yang besar dan sempurna bentuknya, menjadi tubuh
batuan beku intrusif.
Tubuh
batuan beku intrusif sendiri mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam,
tergantung pada kondisi magma dan batuan di sekitarnya. Berdasarkan
kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya, struktur tubuh
batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.
Struktur
tubuh batuan beku yang memotong lapisan batuan di sekitarnya disebut diskordan.
yaitu:
a) Batholit, merupakan tubuh batuan beku dalam
yang paling besar dimensinya. Bentuknya tidak beraturan, memotong
lapisan-lapisan batuan yang diterobosnya. Kebanyakan batolit merupakan kumpulan
massa dari sejumlah tubuh-tubuh intrusi yang berkomposisi agak berbeda.
Perbedaan ini mencerminkan bervariasinya magma pembentuk batholit. Beberapa
batholit mencapai lebih dari 1000 km panjangnya dan 250 km lebarnya. Dari
penelitian geofisika dan penelitian singkapan di lapangan didapatkan bahwa
tebal batholit antara 20-30 km. Batholite tidak terbentuk oleh magma yang
menyusup dalam rekahan, karena tidak ada rekahan yang sebesar dimensi batolit.
Karena besarnya, batholit dapat mendorong batuan yang di1atasnya. Meskipun
batuan yang diterobos dapat tertekan ke atas oleh magma yang bergerak ke atas
secara perlahan, tentunya ada proses lain yang bekerja. Magma yang naik
melepaskan fragmen-fragmen batuan yang menutupinya. Proses ini dinamakan
stopping. Blok-blok hasil stopping lebih padat dibandingkna magma yang naik,
sehingga mengendap. Saat mengendap fragmen-fragmen ini bereaksi dan sebagian
terlarut dalam magma. Tidak semua magma terlarut dan mengendap di dasar dapur
magma. Setiap frgamen batuan yang berada dalam tubuh magma yang sudah membeku
dinamakan Xenolith.
b)
Stock, seperti batolit, bentuknya tidak
beraturan dan dimensinya lebih kecil dibandingkan dengan batholit, tidak lebih
dari 10 km. Stock merupakan penyerta suatu tubuh batholit atau bagian atas
batholit.
c)
Dyke, disebut juga gang, merupakan salah satu
badan intrusi yang dibandingkan dengan batholit, berdimensi kecil. Bentuknya
tabular, sebagai lembaran yang kedua sisinya sejajar, memotong struktur
(perlapisan) batuan yang diterobosnya.
d)
Jenjang Volkanik, adalah pipa gunung api di
bawah kawah yang mengalirkan magma ke kepundan. Kemudian setelah batuan yang
menutupi di sekitarnya tererosi, maka batuan beku yang bentuknya kurang lebih
silindris dan menonjol dari topografi disekitarnya.
Bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur
batuan di sekitarnya disebut konkordan diantaranya adalah :
a)
Sill, adalah intrusi batuan beku yang
konkordan atau sejajar terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya. Berbentuk
tabular dan sisi-sisinya sejajar.
b)
Lakolit, sejenis dengan sill. Yang membedakan
adalah bentuk bagian atasnya, batuan yang diterobosnya melengkung atau cembung
ke atas, membentuk kubah landai. Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan Sill.
Akibat proses-proses geologi, baik oleh gaya endogen, maupun gaya eksogen,
batuan beku dapt tersingka di permukaan.
c)
Lopolit, bentuknya mirip dengan lakolit hanya
saja bagian atas dan bawahnya cekung ke atas.
2.
Batuan Beku Ekstrusif
Batuan
beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung
dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagai
struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan
lava tersebut. Struktur ini diantaranya:
a)
Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku
yang terlihat sebagai lapisan.
b)
Columnar joint, yaitu struktur yang
memperlihatkan batuan terpisah poligonal seperti batang pensil.
c) Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai
bantal yang bergumpal-gumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada
lingkungan air.
d)
Vesikular, yaitu struktur yang
memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku. Lubang ini terbentuk akibat
pelepasan gas pada saat pembekuan.
e)
Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang
kemudian terisi oleh mineral lain seperti kalsit, kuarsa atau zeolit
f)
Struktur aliran, yaitu struktur yang
memperlihatkan adanya kesejajaran mineral pada arah tertentu akibat aliran.
C.
KLASIFIKASI BATUAN BERDASARKAN KOMPOSISI KIMIA
Batuan
beku disusun oleh senyawa-senyawa kimia yang membentuk mineral penyusun batuan
beku. Salah satu klasifikasi batuan beku dari kimia adalah dari senyawa
oksidanya, sepreti SiO2, TiO2, AlO2, Fe2O3,
FeO, MnO, MgO, CaO, Na2O, K2O, H2O+,
P2O5, dari persentase setiap senyawa kimia dapat
mencerminkan beberapa lingkungan pembentukan meineral.
Analisa
kimia batuan dapat dipergunakan untuk penentuan jenis magma asal, pendugaan
temperatur pembentukan magma, kedalaman magma asal, dan banyak lagi kegunaan
lainya. Dalam analisis kimia batuan beku, diasumsikan bahwa batuan tersebut
mempunyai komposisi kimia yang sama dengan magma sebagai pembentukannya. Batuan
beku yang telah mengalaimi ubahan atau pelapukan akan mempunyai komposisi kimia
yang berbeda. Karena itu batuan yang akan dianalisa harusla batuan yang sangat
segar dan belum mengalami ubahan. Namun begitu sebagai catatanpengelompokan
yang didasarkan kepada susunan kimia batuan, jarang dilakukan. Hal ini
disebabkan disamping prosesnya lama dan mahal, karena harus dilakukan melalui
analisa kimiawi.
Pembagian
Kimia Batuan Beku (asam & basa) Berdasarkan kandungan kimia oksida
Contohnya
pada tabel berikut ini :
OKSIDA
|
GRANIT
|
DIORIT
|
GABRO
|
PERIDOTIT
|
SiO2
|
72,08
|
51,86
|
48,36
|
43,54
|
TiO2
|
0,37
|
1,50
|
1,32
|
0,81
|
Al2O3
|
13,86
|
16,40
|
16,84
|
3,99
|
Fe2O3
|
0,86
|
2,73
|
2,55
|
2,51
|
FeO
|
1,72
|
6,97
|
7,92
|
9,8
|
MnO
|
0,06
|
0,18
|
0,18
|
0,21
|
MgO
|
0,52
|
6,21
|
8,06
|
34,02
|
CaO
|
1,33
|
3,40
|
11,07
|
3,46
|
Na2O
|
3,08
|
3,36
|
2,26
|
0,56
|
K2O
|
0,46
|
1,33
|
0,56
|
0,25
|
H2O+
|
0,53
|
0,80
|
0,64
|
0,76
|
P2O5
|
0,18
|
0,35
|
0,24
|
0,05
|
Komposisi kimia dari beberapa jenis batuan
beku yang terdapat pada tabel di atas, hanya batuan intrusi saja. Dari sini
terlihat perbedaan presentase dari setiap senyawa oksida, salah satu contoh
ialah dari oksida SiO2 jumlah terbanyak dimiliki oleh batuan granit dan semakin
menurun ke batuan peridotit (batuan ultra basa). Sedangkan MgO dari batuan
granit (batuan asam) semakin bertambah kandungannya kearah batuan peridotit
(ultra basa).
Kandungan senyawa kimia batuan ekstrusi
identik dengan batuan intrusinya, asalkan dalam satu kelompok. Hal ini hanya
berbeda tempat terbentuknya saja, sehingga menimbulkan pula perbedaan didalam
besar butir dari setiap jenis mineral.
Batuan Intrusi
|
Batuan Ekstrusi
|
Granit
|
Riolit
|
Syenit
|
Trahkit
|
Diorit
|
Andesit
|
Tonalit
|
Dasit
|
Monsonit
|
Latit
|
Gabro
|
Basal
|
Dasar pembagian ini biasanya
adalah kandungan oksida tertentu dalam batuan seperti kandungan silika dan
kandungan mineral mafik (Thorpe & Brown, 1985).
Pembagian
batuan beku menurut kandungan SiO2 (silika) pada tabel di bawah :
Nama
Batuan
|
Kandungan
Silika
|
Batuan
Asam
|
Lebih besar 66 %
|
Batuan
Menengah
|
52 – 66 %
|
Batuan
basa
|
45 – 52 %
|
Batuan
Ultra basa
|
Lebih kecil 15 %
|
Penamaan
batuan berdasarkan kandungan mineral mafik pada tabel di bawah:
Nama
Batuan
|
Kandungan
Silika
|
Leucocratic
|
0 – 33 %
|
Mesocratic
|
34 – 66 %
|
Melanocratic
|
67 – 100 %
|
Berdasarkan
kandungan kuarsa, alkali feldspar dan feldspatoid :
A.
Batuan Felsik :
Dominan felsik mineral, biasanya berwarna cerah.
B.
Batuan Mafik :
Dominan mineral mafik, biasanya berwarna gelap.
C.
Batuan Ultramafik : 90% terdiri dari mineral mafik.
Komposisi kimia dapat pula digunakan untuk
mengetahui beberapa aspek yang sangat erat hubungannya dengan terbentuknya
batuan beku, seperti untuk mengetahui jenis magma, tahapan diferensiasi selama
perjalanan magma ke permukaan dan kedalaman zona Benioff.
D.
KLASIFIKASI BATUAN BEKU BERDASARKAN MINERALOGI
Analisis
batuan beku pada umumnya memakan waktu, maka sebagian besar batuan beku
didasarkan atas susunan mineral dari batuan itu. Mineral-mineral yang biasanya
dipergunakan adalah mineral kuarsa, plagioklas, potassium feldspar dan foid
untuk mineral felsik. Sedangkan untuk mafik mineral biasanya mineral amphibol,
piroksen dan olovin.
Klasifikasi
yang didasarkan atas mineralogi dan tekstur akan dapat mencrminkan sejarah
pembentukan batuan dari pada atas dasar kimia. Tekstur batuan beku
menggambarkan keadaan yang mempengaruhi pembentukan batuan itu sendiri. Seperti
tekstur granular member arti akan keadaan yang serba sama, sedangkan tekstur
porfiritik memberikan arti bahwa terjadi dua generasi pembentukan mineral. Dan
tekstur afanitik menggambarkan pembekuan yang cepat.
Dalam
klasifikasi batuan beku yang dibuat oleh Russel B. Travis, tekstur batuan beku
yang didasarkan pada ukuran butir mineralnya dapat dibagi menjadi:
a)
Batuan Dalam
Batuan Dalam bertekstur faneritik yang
berarti mineral-mineral yang menyusun batuan tersebut
dapat dilihat tanpa bantuan alat pembesar.
b)
Batuan Gang
Batuan Gang bertekstur porfiritik dengan
massa dasar faneritik.
c)
Batuan Gang
Batuan Gang bertekstur porfiritik
dengan massa dasar afanitik.
d)
Batuan Lelehan
Batuan Lelehan bertekstur afanitik,
dimana individu mineralnya tidak dapat dibedakan atau tidak dapat dilihat
dengan mata biasa.
Menurut
Heinrich (1956) batuan beku dapat diklasifikasikan menjadi beberapa keluarga
atau kelompok yaitu :
- keluarga granit –riolit: bersifat felsik, mineral utama kuarsa, alkali felsparnya melebihi plagioklas.
- keluarga granodiorit –qz latit: felsik, mineral utama kuarsa, Na Plagioklas dalam komposisi yang berimbang atau lebih banyak dari K Felspar
- keluarga syenit –trakhit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau foid tidak dominant tapi hadir, K-Felspar dominant dan melebihi Na-Plagioklas, kadang plagioklas juga tidak hadir
- keluarga monzonit –latit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau foid hadir dalam jumlah kecil, Na-Plagioklas seimbang atau melebihi K-Felspar
- keluarga syenit – fonolit foid: felsik, mineral utama felspatoid, K-Felspar melebihi plagioklas
- keluarga tonalit – dasit: felsik hingga intermediet, mineral utama kuarsa dan plagioklas (asam) sedikit/tidak ada K-Felspar
- keluarga diorite – andesit: intermediet, sedikit kuarsa, sedikit K-Felspar, plagioklas melimpah
- keluarga gabbro – basalt: intermediet-mafik, mineral utama plagioklas (Ca), sedikit Qz dan K-felspar
- keluarga gabbro – basalt foid: intermediet hingga mafik, mineral utama felspatoid (nefelin, leusit, dkk), plagioklas (Ca) bisa melimpah ataupun tidak hadir
- keluarga peridotit: ultramafik, dominan mineral mafik (ol,px,hbl), plagioklas (Ca) sangat sedikit atau absen.
E.
WARNA BATUAN
Warna batuan
berkaitan erat dengan komposisi mineral penyusunnya.mineral penyusun batuan
tersebut sangat dipengaruhi oleh komposisi magma asalnya sehingga dari warna
dapat diketahui jenis magma pembentuknya, kecuali untuk batuan yang mempunyai
tekstur gelasan. Batuan beku yang berwarna cerah umumnya adalah batuan
beku asam yang tersusun atas mineral-mineral felsik,misalnya kuarsa,
potash feldsfar dan muskovit. Batuan beku yang berwarna gelap sampai hitam
umumnya batuan beku intermediet dimana jumlah mineral felsik dan mafiknya
hampir sama banyak. Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan umumnya adalah
batuan beku basa dengan mineral penyusun dominan adalah mineral-mineral
mafik.
F.
STRUKTUR BATUAN
Struktur adalah
kenampakan hubungan antara bagian-bagian batuan yang berbeda.pengertian
struktur pada batuan beku biasanya mengacu pada pengamatan dalam skala besar
atau singkapan dilapangan.pada batuan beku struktur yang sering ditemukan
adalah:
1.
Masif :
Bila batuan pejal,tanpa retakan ataupun lubang-lubang gas
2.
Jointing :
Bila batuan tampak seperti mempunyai retakan-retakan. Kenapakan ini akan mudah
diamati pada singkapan di lapangan.
3. Vesikular : Dicirikandengan adanya
lubang-lubang gas,sturktur ini dibagi lagi menjadi 3 yaitu:
·
Skoriaan : Bila
lubang-lubang gas tidak saling berhubungan.
·
Pumisan :
Bila lubang-lubang gas saling berhubungan.
·
Aliran :
Bila ada kenampakan aliran dari kristal-kristal maupun lubang gas.
4.
Amigdaloidal : Bila lubang-lubang
gas terisi oleh mineral-mineral sekunder.
G. TEKSTUR BATUAN BEKU
Pengertian
tekstur batuan mengacu pada kenampakan butir-butir mineral yang ada di
dalamnya, yang meliputi tingkat kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir,
granularitas, dan hubungan antar butir (fabric). Jika warna batuan berhubungan
erat dengan komposisi kimia dan mineralogi, maka tekstur berhubungan dengan
sejarah pembentukan dan keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil dari
rangkaian proses sebelum, dan sesudah kristalisasi. Pengamatan tekstur meliputi
:
Tingkat kristalisasi
Tingkat
kristalisasi batuan beku dibagi menjadi :
~ Holokristalin, jika mineral-mineral dalam
batuan semua berbentuk kristal-kristal.
~ Hipokristalin, jika sebagian berbentuk kristal
dan sebagian lagi berupa mineral gelas.
~ Holohialin, jika seluruhnya terdiri dari
gelas.
Ukuran kristal.
Ukuran
kristal adalah sifat tekstural yang paling mudah dikenali.ukuran kristal dapat
menunjukan tingkat kristalisasi pada batuan.
Granularitas
Pada
batuan beku non fragmental tingkat granularitas dapat dibagi menjadi beberapa
macam yaitu:
a) Equigranulritas Disebut equigranularitas
apabila memiliki ukuran kristal yang seragam. Tekstur ini dibagi menjadi 2
:
~ Fenerik Granular bila ukuran kristal masih
bisa dibedakan dengan mata telanjang.
~ Afinitik apabila ukuran kristal tidak dapat
dibedakan dengan mata telanjang atau ukuran kristalnya sangat
halus.
b)
Inequigranular Apabila ukuran kristal
tidak seragam. Tekstur ini dapat dibagi lagi menjadi :
~ Faneroporfiritik bila kristal yang besar
dikelilingi oleh kristal-kristal yang kecil dan dapat dikenali dengan mata
telanjang.
~ Porfiroafinitik,bila fenokris dikelilingi oleh
masa dasar yang tidak dapat dikenali dengan mata telanjang.
c) Gelasan (glassy) Batuan beku dikatakan
memilimki tekstur gelasan apabila semuanya tersusun atas gelas.
Bentuk Butir
a)
Euhedral, bentuk kristal dari butiran
mineral mempunyai bidang kristal yang sempurna.
b) Subhedral,bentuk kristal dari butiran mineral
dibatasi oleh sebagian bidang kristal yang sempurna.
c) Anhedral, berbentuk kristal dari butiran
mineral dibatasi oleh bidang kristal yang tidak sempurna.
Sifat Batuan Beku dibagi menjadi 3 antara lain :
1.
Asam (Felsik)
Batuan beku yang berwarna cerah umumnya adalah batuan beku asam yang tersusun atas mineral-mineral felsik.
Batuan beku yang berwarna cerah umumnya adalah batuan beku asam yang tersusun atas mineral-mineral felsik.
2.
Intermediet
Batuan beku yang berwarna gelap sampai hitam umumnya batuan beku intermediet diman jumlah mineral felsik dan mafiknya hampir sama banyak.
Batuan beku yang berwarna gelap sampai hitam umumnya batuan beku intermediet diman jumlah mineral felsik dan mafiknya hampir sama banyak.
3.
Basa (Mafik)
Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan umumnya adalah batuan beku basa dengan mineral penyusun dominan adalah mineral-mineral mafik.
Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan umumnya adalah batuan beku basa dengan mineral penyusun dominan adalah mineral-mineral mafik.
4.
Ultrabasa (Ultramafik )
Batuan beku yang berwarna kehijauan dan berwarna hitam
pekat dimna tersusun oleh mineral – mineral mafic seperti olivin.
H.
KOMPOSISI MINERAL
Berdasarkan mineral penyusunnya batuan
beku dapat dibedakan menjadi 4 yaitu:
a)
Kelompok Granit –Riolit Berasal
dari magma yang bersifat asam,terutama tersusun oleh mineral-mineral kuarsa
ortoklas, plaglioklas Na, kadang terdapat hornblende,biotit,muskovit dalam
jumlah yang kecil.
b)
Kelompok Diorit – Andesit Berasal dari
magma yang bersifat intermediet,terutama tersusun atas mineral-mineral
plaglioklas, Hornblande, piroksen dan kuarsa biotit,orthoklas dalam jumlah
kecil.
c)
Kelompok Gabro – Basalt Tersusun dari
magma yang bersifat basa dan terdiri dari mineral-mineral olivine,plaglioklas
Ca,piroksen dan hornblende.
d)
Kelompok Ultra Basa Tersusun oleh olivin
dan piroksen.mineral lain yang mungkin adalah plagliokals Ca dalam jumlah
kecil.
I.
DISKRIPSI BATUAN BEKU
1.
Kelompok Granit
a)
Phanertik
Granit
dikelompok ini terdiri dari batuan pluton yang biasa biasa disebut batolit,
kenampakan di permukaan bumi sangat besar sedangkan kedalaman dari batuan ini
tidak diketahui besarnya. Granit ini berbutir sangat kasar dengan kombinasi
warna antara putih dengan abu-abu dengan butiran mineral sangat besar.
Tekstur batuan
pada dasarnya adalah holokristalin, hipidiomorpik dan equiganular. Penokris
yang besar dari ortoklas, kadang-kadang granit kelompok ini memiliki tekstur
porpiri. Dalam jumlah yang sangat kecil kita akan mendapatkan xenolit di dalam
tubuh granit.
Struktur yang
biasa terdapat dibatuan granit ialah struktur foln yang terbagi dalam tiga
kelompok, pertama struktur blok yang berbentuk kubus, kedua diakibatkan oleh
proses konsolidasi dan ketiga akibat proses pelapukan. Struktur miarolitik
ialah rongga berbentuk tidak beraturan yang bisaanya ditumbuhi oleh
kristal-kristal yang berbentuk sempurna. Struktur lain yang basa adalah
struktur orbikular dan rapakular.
Komposisi mineral dan kimia di dalam batuan granit dibagi menjadi tiga,
yaitu:
·
Mineral Utama (essential mineral)
Mineral utama ini terdiri dari
kuarsa, potasium feldspar dari jenis petoklas dan mikraklian, plagioklas
dari jenis albit-oligoklas dan sedikit sekali andesin, biotit.
·
Mineral pengiring ( accessor/mineral)
Dengan bentuk dan jumlah yang
sangat kecil,mineral pengiring ini terdiri dari zirkon, apatit, rutil sphen dan
oksida besi.
·
Mineral skunder (Secondary mineral)
Mineral Skunder terbentuk karena
mineral utam, kebanyakan tidak berpindah tempat, didalam tingkat terakhir dari
konsolidasi magma yang kemudian diikuti oleh proses pelapukan .
Kandungan mineralogi dan presentase tiap mineral
Mineral
|
1
|
2
|
Kuarea
|
10 – 40%
|
25%
|
Potasium
|
80 – 60%
|
40%
|
Soda plaglokirs
|
0 – 359%
|
26%
|
Hombende
|
10 – 35%
|
1%
|
Blotit
|
6%
|
|
Magnetit
|
2%
|
|
Limenit
|
1%
|
Pengamatan secara petrograpi dari batuan kelompok
granit, seperti terlihat pada foto 1 halaman 113 dimana nama batuan itu adalah
granit dengan mineral utamanya adalah plagioklas, K-feldspa mika (biotit dan
muskovit), dimana kuarsa memperlihatkan tekstur mosaish. Foto 2halaman 113dari
batuan kuarsa monzonit, dimana mineral bertekstur equigranuiar terdiri dari
plagioklas, ortoklas, mikrokiin, homblende yang mulai berubah menjadi klorit
terutama pada bagian tepinya.
Variasi senyawa kimia pada batuan granit yang
didominasi oleh silica. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel di bawah ini.
Komposisi kimia dari batuan granit.
Senyawa Kimia
|
1
|
2
|
3
|
SiO2
|
73,86
|
70,18
|
72,70
|
TiO2
|
0,20
|
0,39
|
0,26
|
AI2 O3
|
13,75
|
14,47
|
13,39
|
Fe2O3
|
0,78
|
1,57
|
1,25
|
FeO
|
1,13
|
1,78
|
0,20
|
MnO
|
0,05
|
0,12
|
0,09
|
MgO
|
0,26
|
0,88
|
0,30
|
CaO
|
0,72
|
1,99
|
1,89
|
Na2O
|
3,51
|
3,48
|
2,00
|
K2O
|
5,13
|
4,11
|
3,94
|
H2O+
|
0,47
|
0,84
|
0,01
|
P2O5
|
0,14
|
0,19
|
b)
Aphantik
Kelompok batuan
ini terdiri dari batuan ekstrusi yang berupa lava dan batuan instrusi yang
berupa dike kenampakan di lapangan batuan lava ini berupa aliran dengan
ketebalan yang bervariasi dan penyebaran yang luas. Sedangkan dike terlihat
bertekstur porfiritik atau kacaan, karena peralihan antara tipe plutonik dengan
vulkanik.
Tekstur
kelompok ini bertekstur porfiritik yaitu percampuran antara yang kasar
(penokris) seperti dari kuarsa feldspar dan homblende dengan masa dasar yang
berbentuk halus dari mikrokristalin sampai kacaan. Tekstur aliran dikarenakan
perjalanan magma asal ke permukaan bumi dan kemudian menyebar kesegala arah.
Tekstursperulitik biasanya diobsidian yang berbentuk sciatut yang melingkar.
Komposisi
mineralogy dari penyusun mineral utama terdiri dari kuarsa, potassium feldafar
dari jenis ortoklasdan sanidin, plagioklas dari jenis oligloklas
sedangkan mineral feromagnesia dari biotit dan horiblende. Mineral
pengiringnya terdiri dari magnetit dan apatit. Sedangkan mineral sekunder
terdiri dari hasil alterasi dari feldspar dan mineral/eromagnesia.
Komposisi kimia batuan riolit
Senyawa kimia
|
|
biO2
|
73,66
|
TiO2
|
0,22
|
Al2O2
|
13,46
|
Fe2O3
|
1,26
|
FeO
|
0,75
|
MnO
|
0,03
|
MgO
|
0,32
|
CaO
|
1,13
|
NaO
|
2,09
|
K2O
|
5,35
|
H2O
|
0,78
|
P2O5
|
0,07
|
Hasil analisa ini berasal dari Nockolda (1954),
memperlihatkan kandungan dan persentase setiap senyawa oksida dari batuan
riolit secara umum kandungan dan persentase kimia dari batuan instrusi maupun
batuan ekstrusi tidak jauh berbeda.
2.
Kelompok Syenit
a)
Phaneritik.
Gyenit biasa
terdapat sebagai stok dan bose, tidak pernah ditemukan sebagai tubuh yang besar
seperti batolit dari granit. Terbentuknya tubuh Gyenit bisa barasosiasi dengan
granit sebagai fasies tipis. Tekstur yang biasa ditemukan adalah equigranular,
holokristallin, peneritik, dan batuan plutorik. 3 butiran Kristal cukup besar,
hal ini terlihat sebagai pegmatik.
Komposisi
irineralogi dan kimia bila dibandingkan dengan granit, maka Gyenit
memperlihatkan kandungan alkali ke silica lebih tinggi, Ini disebabkan oleh
berlimpahnya mineral alkali feldspar. Mineral utama terdiri dari potassium
feldspar dari jenis ortoklas dan mikrolin, plagioklas dari jenis albit –
oligoklas dan mineral feromagnesia dari homblende sebagian be dan piroksen.
Mineral pengiring terdiri dari asphen, oksida besidan apatit. Sedangkan mineral
sekunder merupakan hasil alterasi dari feldspar yang kemudian membentuk variasi
dari mineral lempung. Variasi mineralogy dari batuan gyenit dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Komposisi mineralogy batuan gyenit
Mineral
|
1
|
2
|
Potasium feldspar
|
30 – 80%
|
72%
|
Soda plagloklas
|
6 – 25%
|
12%
|
Mafik mineral
|
10 – 40%
|
|
Biotit
|
2%
|
|
Homblende
|
7%
|
|
Idino pirokrin
|
4%
|
|
ilmenit
|
2%
|
|
1%
|
||
Variasi kimia pada batuan syenit diperlihatkan pada
table 4.10. Dimana kandungan alkali (Na2O dan J2O) sangat tinggi, hal ini
disebabkan terlampau banyaknya kandungan mineral potassium feldspar.
Komposisi kimia batuan syenit
Senayawa kimia
|
1
|
|
SiO2
|
61,86
|
59,41
|
TiO2
|
0,68
|
0,83
|
Al2O3
|
6,91
|
17,18
|
Fe2O4
|
2,32
|
2,19
|
FeO
|
2,63
|
2,83
|
MnC
|
0,11
|
0,08
|
MgO
|
0,96
|
2,02
|
CaO
|
2,34
|
4,06
|
Na2O
|
5,46
|
3,92
|
K2O
|
5,91
|
6,53
|
H2O+
|
0,62
|
0,63
|
P2O5
|
0,19
|
0,38
|
b)
Aphantit
Batuan kelompok
ini biasanya disebut trukit, terjadi sebagai aliranlava yang meliputi daerah
yang luas, juga terdapat sebagai korok vulkanik yang berteksrur poroiritik. Tekstur
batuan seperti tekstur porpiritik dengan fenokris berjumlah lebih banyak
daripada masa dasar. Sebagai masa dasar dari mikrokristalinyang sulit untuk
didentifikasi. Tekstur lain yang biasa terdapat adalah tekstur aliran. Struktur
lain banyak terdapat di batuan kelompok ini, sedangkan struktur vesikuler
biasanya terdapat di atas permukaan dari suatu aliran. Komposisi mineral dari
mineral utama terdiri dari potassium feldspar dari jenis sanidin, ortoklas dan
mikrolin, plagloklas, biotit, homblende dan mineral sugit biasa sebagai variasi
dan bila jumlahnya banyak, maka akan mempengarihi panamaan dari batuan dan
biasanya diletakkan di depan dari trakit sebagai cimtoh augit trakit.
Kandungan
mineral pada batuan syenit ialah plagioklas dari jenis albithormblende, biotit,
K-feldspar dari jenis ortoklas dan mikrokiin, nefelin dan mineral
bijihnyamagnetit. Bila batuan tersusun mengandung nefelin, nya menjadi nefelin
syenit. Ukuran Kristal dari mineral itu berukuran kasar feneritik atau dapat
disebut holokristalin. Batuan terakhir porpirl dalam sayatan tipis ini terlihat
kandungan mineralnya ialah K feldspar dari jenis ortoklas berbentuk
subhedral sampai euhadral. Kalsit dapat berbentuk butiran ataupun hasil ubahan,
kuarsa berbentuk ahhedral. Sebagai mineral pengiringnya adalah magnetit
berbentuk kubur dan hematite yang pada umumnya berbentuk anhedral, dalam
sayatan ini berwarna nitara (opak). Sebagai mineral ubahan ialah seririt dan
kalsit yang berasal dari ortoklas atau plagioklas. Variasi senyawa kimia dari
batuan traki dapat dilihat pada tabel dibawah yaitu terdiri dari alkali trakit
dan calcalkali crakit.
Komposisi kimia dari batuan kelompok trakit
Senyawa kimia
|
1
|
2
|
SiO2
|
61,95
|
58,31
|
MO2
|
0,73
|
0,66
|
Al2O3
|
18,03
|
18,06
|
Fo2O3
|
2,33
|
2,54
|
FeO
|
1,61
|
2,02
|
MnO
|
0,13
|
0,14
|
MgO
|
0,63
|
2,07
|
CaO
|
1,89
|
4,26
|
Na2O
|
6,55
|
3,85
|
K2O
|
6,53
|
7,38
|
H2O
|
0,54
|
0,53
|
P2O5
|
0,18
|
0,20
|
3.
Kelompok Diorit
a)
Phanertilik.
Kelompok
diorite ini, bila bertekstur phaneritik disebut diorite dan bila aphanitik
disebut andesit kelompok ini berada di tengah antara kelompok batuan asam dan
kelompk batuan basa. Sehingga komposisi kimia ataupun mineralogy berada di
tengah dari kedua kelompok itu. Diorit terdapat sebagai stok, dike ataupun sill
juga sebagian kecil berasosiasi dengan yang besar dari batuan asam atau basal.
Tekstur dari
diorite adalah holokistallin, equigrabulur dan phanentik dan banyak pula yang
bertekstur porpiritik dengan penokris berbentuk euhedral. Komposisi mineralogy
dimana penyusunmineral utama adalah plagioklas dari jenis oligloklas – andesine
dan homblende. Bia terdapat mineral augit memberikan arah bahwa batuan itu
sedikit bersifat basa, sedangan mineral ortoklas mencerminkan batuan tersebut
bersifat asam. Mineral pengiringnya yaitu kuarsa bisa terdapat apuk banyak dan
bisa tidak terdapat sama sekali. Tabel dibawah ini memperlihatkan posisi
mineral dari batuan kelompok diorite
Komposisi mineralogy dari batuan kelompok diorite
Mineral
|
Dient kuarsa
|
Dorit
|
Kuarsa
|
20%%
|
2%
|
Andesine
|
56%
|
64%
|
Potassium feldspar
|
6%
|
3%
|
Biotit
|
4%
|
5%
|
Amphibi
|
8%
|
12%
|
Pirokam
|
2%
|
11%
|
magnetit
|
2
|
2%
|
Komposisi kimia dari kelompok diorite ini tidak ada
yang menonjol seperti pada table 4.14. Hanya sebagian kecil saja perbedaan
halini disebabkan pengaruh dari magma yang bersifat anam atau basa.
Komposisi kimia dari batuan diorite dan andesit
Senyawa kimia
|
1
|
2
|
3
|
Sio2
|
1,86
|
56,77
|
55,49
|
TiO2
|
1,60
|
0,84
|
0,91
|
Al2O3
|
16,40
|
16,67
|
18,46
|
Fe2O3
|
2,73
|
3,16
|
1,39
|
FeO
|
6,97
|
4,40
|
7,07
|
MnO
|
0,18
|
0,13
|
0,16
|
MgO
|
6,12
|
4,17
|
8,10
|
CaO
|
8,40
|
6,74
|
7,47
|
Na2O
|
3,36
|
3,39
|
4,09
|
K2O
|
1,33
|
2,12
|
1,60
|
H2O+
|
0,80
|
1,36
|
2,13
|
P2O5
|
0,35
|
0,25
|
0,28
|
b)
Aphantik
Andesit
banyakterdapat sebagai lava, tetapi juga terjadi sebagai instrusi sekunder,
seoerti sebagai dike Gunung api di jawa pada umumnya bersifat andesit. Tekstur
dari batuan andesit biasanya porpiritik dengan penokris yang euhedral,
sedangkan massa dasar biasanya mjkrolaristalin sampai kacaan. Tekstur aliran
terjadi dari partikel di dalam porpiritik dimana plagioklas dikelilingi
oleh barisan paralel. Komposisi mineralogy dari batuan andesit sama dengan
batuan diorite, dimana pada andesit lebih banyak kuarsa dan plagioklas dari
jenis andesine Penokris dari plagioklas dan masa dasar dari biotit homblende,
piroksen dan mikrolit plagioklas. Komposisi kimia dari batuan andesit tidak
banyak berbeda dengan batuan diorite, seperti terlihat pada table diatas Hanya
beberapa senyawa terlihat tinggi hal ini disebabkan oleh pengaruh dari magma
asal.
Pengamatan
secara mikroskopik pada batuan kelompok phaneritik terlihat pada foto 6 halaman
115 yaitu foto mikrograp tenalit. Sedangkan foto 7 halaman 116 dari batuan
diorite, mineral penyusunnya ialah plagioklus dari andesine, sedikit kuarsa,
homblende, biotit dan magnetit. Batuan aphanitiknya terdiri dari homblende
andesit.
Sama besarnya
ada yang halus dan ada yang besar. Tekstur demikian disebut porpiritik. Mineral
yang berukuran kasar atau , dari plagioklas dari jenis andesin, dan homblende.
Sedangkan sebagai matrik ialah mikrolit plagioklas, homblende, bijih dan
perisit. Dalam foto ini terlihat adanya struktur aliran yang dibentuk oleh
mikrolit plagioklas yang mengelilingi fenokris plagioklas. Diasit (foto 9
halaman 117) memperlihatkan mineral fenokrisnya dari plagioklas dan homblende,
sedangkan sebagai matriknya terdiri dari kuarsa, feldspar dan sedikit olotit
dimana matrik di sini sangat halus.
4.
Kelompok Gabro
a)
Phanerttih
Gabro dapat
terbentuk sebagai lakolit, stok, dike, dan sil, dan biasanya sebagai batuan
platonic. Kelompok ini memiliki beberapa nama batuan berdasarkan mineral
yang dikandungnya. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tekstur yang
biasa terdapat adalah tekstur equigranular, holokristalin, phanentik, dan
pegmatik. Dimana butiran kristal berukuran kasar-kasar. Struktur yang
berkembang pada umumnya struktur masif dan sistem join. Struktur aliran
terlihat dari mineral feldspar dengan arah liniasi yang sub parallel. Di dalam
sayatan tipis ada hal yang menarik dari reaksi rim dan biasa disebut struktur
korona. Hal ini di sebabkan perbedaan komposisi mineral yang mengelilingi dari
pusat. Suatu contoh inti dari olivine mungkin sekelilingnya dari rim orto piroksin,
contoh yang lain inti aupit dan rim semakin keluar dari homblende dan terluar
ditempati oleh kiorit.
Komposisi
mineralogi dan kimia dari gabro adalah batuan basa dimana persentase silika
relative rendah, sedangkan persentase besi, magnesium relative sangat tinggi,
dan sodium dan potassium sangat rendah. Mineral plagioklas dan mineral
feromagnesa lebih banyak mengandung kalsium dibandingkan dengan kelompok batuan
sebelumnya.
Penamaan batuan kelompok berdasarkan kandungan mineralnya
Labradorit
|
Plagioklas
Bytownit-Anortit
|
|||||
Piroksin
|
Tanpa olivin
|
Dengan olivin
|
Tanpa olivin
|
Dengan olivin
|
||
Augit
|
Orto gabro
|
Olivin gabro
|
Eukrit
|
Olivin eukrit
|
||
Augit dan ortopiroksen
|
Hipersten gabro
|
Olivin hipersten gabro
|
||||
Ortopiroksen
|
Norit
|
Olivin norit
|
Hipersten eukrit
|
Olivin hipersten eukrit
|
||
Tanpa piroksen
|
(anorthosit)
|
troksolit
|
(anorthosit)
|
Allivalit
|
||
Komposisi kimia dari batuan gabro
Senyawa kimia
|
1
|
2
|
Si O2
|
43,36
|
48,24
|
Ti O2
|
1,32
|
0,97
|
AL2 O3
|
6,84
|
17,88
|
Fe O3
|
2,55
|
3,16
|
FeO
|
7,92
|
5,90
|
MnO
|
0,18
|
0,13
|
MgO
|
3,06
|
7,51
|
CO
|
11,07
|
10,90
|
Na2O
|
2,26
|
2,55
|
K3O
|
0,56
|
0,89
|
Fl2O
|
0,04
|
1,54
|
P2 O5
|
0,24
|
0,28
|
Kandungan mineralogy seperti mineral plagioklas dari
jenis labrodit, anorditsedangkan yang terbanyak terdapat adalah dari jenis
labracont. Mineral fromagresia dari piroksen jenis orto piroksen maupunklino
piroksen (augit). Mineral olivine jarang sekali didapatkan dalam keadaan segar.
Pada umumnya telah mengalami alterral. Bila terdapat mineral ini didalam batuan
gabro maka penamaan batuan tersebut menjadi olivine gabrro. Sebagai mineral
penggiring dan seperti magnetit, ilmenit, apatit, biotit, kromit, dan spinel
dimana jumlah mineral-mineral tersebut sangat kecil.
b)
Aphanitik
Batuan
aphanitik dari kelompok gabro disebut basal. Basal sebagian besar terbentuk
sebagai lava pada saat sekarang. Bentuk yang paling banyak terdapat berupa
lembaran di permukaan bumi dan mendomonasi dari batuan beku yang berhubungan
dengan sabuk orogenik (orogenic belt). Penyebaran dari lava basal sangat luas
sekali bahkan sampai 200.000 mil persegi dan dengan ketebalan maksimum 6000 ft.
Suatu contoh sangat baik adalah lava dari gunung di Hawaii, dan contoh di
Indonesia adalah lava gunung galunggung. Tekstur yang banyak terdapat pada
basal adalah holokristalin, juga terdapat kacaan. Tekstur porpiritik disusun
dari Kristal subhedral dan euhedral sebagai fenokris sedangkan sebagai masa
dasar dari mikrokristalin dan kacaan. Tekstur aliran terlihat di bawah
mikroskop berupa penokris yang dikelilingi oleh mikrokristalin secara teratur. Struktur
yang banyak terdapat pada saat sekarang adalah sturktur aliran. Sebagai contoh
lava dari gunung di hawai. Permukaan pada aliran lava sering di temukan
struktur rongga (versikular). Struktur meniang berbentuk polgoral yang tegak
lurus. Dan struktur bantal dari lava dimana pendinginannya terdapat di bawah
permukaan air, struktur ini berbentuk lava sub spheroldal.
Komposisi kimiawi dari batuan basal
Senyawa kimia
|
1
|
2
|
Si C2
|
50,33
|
49,43
|
TO2
|
2,03
|
1,00
|
Al2O3
|
14,01
|
18,85
|
Fe2O3
|
2,88
|
1,58
|
FeO
|
9,00
|
8,08
|
MnO
|
0,18
|
0,18
|
MgO
|
6,84
|
5,93
|
CaO
|
10,42
|
10,14
|
Na2O
|
2,23
|
3,60
|
K2O
|
0,84
|
0,99
|
H2O
|
0,91
|
0,58
|
P2O5
|
0,23
|
0,20
|
Komposisi mineral terdiri dari plagioklas dan
piroksin dengan atau tanpa olivine Kristal-kristal berbentuk dengan di dalam
masa dasar mikrokristalin. Panokris terjadi dari mineral augit,
hipersten,hornblende, sedikit liolit, kadang-kadang olivin dan terbanyak
plagioklas. Sebgai mineral pengirignya terdiri dari magnetit, ilmenit, sparit.
Basal sangat mudah terkena alterasi dengan sedikit uap air dan air panas
di daerah vulkanik akan menghasilkan oksida besi dari mineral magnetit (mineral
bijih) dan mineral bijih dan kaya akan Fe dan Mg, yaitu mineral olivine.
Pengamatan secara mikroskopik dari batuan kelompok
gabro seperti terlihat pada foto 10 dan 11. Fotomikrograp dari gabro yang
disusun oleh mineral-mineral plagioklas dari jenis labra. Sedangkan mineral
dari homblendo, piroksin dari jenis augit, dan mineral yang khas untuk batuan
basa ialah olivine, biasanya mineral olivine mudah sekali terubah menjadi
oksida besi dan mineral lainnya. Sebagai mineral ubahannya ialah klorit, oksida
besi yang berwarna coklat dan serpantin. Batuan ini bertekstur holokristalin
yang equigranular. Batuan norit (foto 12) ,disusun oleh mineral-minerl
hipersten berbentuk subhedral-anhedral, norit, plagioklas klasik. Sebagai
mineral pendampingnya dari mineral bijih yaitu magnetit dan pirit yang
berbentuk subhedral sampai anhedral. Mineral ubahannya mineral mafik ialah
biotit dan klorit sedangkan dari mineral felsik ialah seridit. Batuan diabas
(foto 13) memperlihatkan fotomikrograp denhan mineral-mineral penyusunnya ialah
plagioklas dari jenis labradorit, piroksin, dari jenis augit, dimana mineral
yang disebut diatas sebagai fenokris dengan bentuk subhedral euhedral. Sebagai
mineral penggiringnya ialah biotit dan dari mineral piroksin terutama bagian
tepi atau sekeliling mineral tersebut dan juga piroksin yang berbentuk mikro.
J.
CONTOH BATUAN BEKU
1)
Granit
Granit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar
hingga sedang, berwarna terang, mempunyai banyak warna umumna putih, kelabu,
merah jambu atau merah. Warna ini disebabkan oleh variasi warna dari mineral
feldspar. Granit terbentuk jauh di dalam bumi dan tersingkap di permukaan bumi
karena adanya erosi dan tektonik. Granit merupakan batuan yang banyak terdapat
di alam. Di
Indonesia, granit terdapat di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya
(Papua), dan lain-lain. Granit dapat digunakan sebagai bahan pengeras jalan,
pondasi, galangan kapal, dan bahan pemoles lantai, serta pelapis dinding.
2) Granodiorit
Granodiorit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga sedang, berwarna terang, menyerupai granit. Granodiorit dapat digunakan untuk pengeras jalan, pondasi, dan lain-lain. Granodiorit banyak terdapat di alam dalam bentuk batolit, stock, sill dan retas yang tersebar di Bukit Barisan, Sumatera.
3) Diorit
Diorit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar
hingga sedang, warnanya agak gelap. Diorit merupakan batuan yang banyak
terdapat di alam. Di Jawa Tengah banyak terdapat di kota Pemalang dan
Banjarnegara. Diorit dapat digunakan untuk pengeras jalan, pondasi, dan
lain-lain.
4) Gabro
Gabro adalah batuan beku dalam yang
umumnya berwarna hitam, mineralnya berbutir kasar hingga sedang. Dapat digunakan
untuk pengeras jalan, pondasi, dan yang dipoles sangat disukai karena warnanya
hitam, sehingga baik untuk lantai atau pelapis dinding. Di Pulau Jawa, batuan
ini terdapat di Selatan Ciletuh, Pegunungan Jiwo, Serayu, dan Pemalang.
5) Andesit
Andesit adalah batuan beku permukaan. Batuan lelehan dari diorit, mineralnya berbutir halus, komposisi mineralnya sama dengan diorit, warnanya kelabu. Gunung api di Indonesia umumnya menghasilkan batuan andesit dalam bentuk lava maupun piroklastika. Batuan andesit yang banyak mengandung hornblenda disebut andesit hornblenda, sedangkan yang banyak mengandung piroksin disebut andesit piroksin. Batuan ini banyak digunakan untuk pengeras jalan, pondasi, bendungan, konstruksi beton, dan lain-lain. Adapun yang berstruktur lembaran banyak digunakan sebagai batu tempel.
6) Basal
Basal adalah batuan beku permukaan. Batuan lelehan dari gabro, mineralnya berbutir halus, berwarna hitam. Gunungapi di Indonesia umumnya menghasilkan batuan basal dalam bentuk lava maupun piroklastika. Batuan ini banyak digunakan untuk pengeras jalan, pondasi, bendungan, konstruksi beton, dan lain-lain. Basal yang berstruktur lembaran banyak digunakan sebagai batu tempel. Basal umumnya berlubang-lubang akibat bekas gas, terutama pada bagian permukaannya.
7) Batukaca (Obsidian)
Batukaca adalah batuan yang tidak
mempunyai susunan dan bangun kristal (metamorf). Batukaca terbentuk dari lava
yang membeku tiba-tiba, dan banyak terdapat di sekitar gunungapi. Pada umumnya
berwarna coklat, kelabu, kehitaman atau tidak berwarna (putih seperti kaca).
Batukaca yang dihancurkan dengan ukuran kecil dan dicampur dengan semen, dapat
dibuat granit buatan. Di zaman purba, batuan ini banyak digunakan untuk membuat
mata lembing, mata panah, dan lain-lain.
8) Batu Apung
Batu Apung dibentuk dari cairan lava
yang banyak mengandung gas. Dengan keluarnya gas dari cairan lava akan
menimbulkan lubang-lubang atau gelembung-gelembung pada lava yang telah
membeku. Lubang-lubang ini berbentuk bola, ellips, silinder atau tak teratur bentuknya.
Dengan adanya lubang-lubang ini membuat batuapung jadi ringan. Di Indonesia
batuapung yang terkenal dihasilkan oleh Gunung Krakatau. Demikian juga
batuapung dapat dibuat dengan cara memanaskan batuan obsidian hingga gasnya
keluar.